Pemanasan Arktik Mungkin Disebabkan Oleh Gempa Bumi

Pemanasan Arktik Mungkin Disebabkan Oleh Gempa Bumi
Pemanasan Arktik Mungkin Disebabkan Oleh Gempa Bumi
Anonim

Seorang ilmuwan Rusia telah mengusulkan penjelasan baru untuk pemanasan yang cepat di Kutub Utara. Serangkaian gempa bumi kuat mungkin menjadi penyebabnya, menurut sebuah studi baru.

Tampaknya, bagaimana gempa bumi dapat dikaitkan dengan pemanasan iklim? Ternyata gelombang tektonik dapat menghancurkan gas hidrat di zona rak, yang menyebabkan gas rumah kaca metana masuk ke atmosfer.

Di Kutub Utara, salah satu faktor yang mempengaruhi pemanasan iklim adalah pelepasan metana dari permafrost dan hidrat gas metastabil di zona paparan. Sejak para peneliti mulai memantau suhu di wilayah tersebut, mereka telah mencatat dua periode pemanasan yang tajam: yang pertama berlangsung selama tahun 1920-an dan 30-an, dan yang kedua dimulai pada tahun 1980 dan berlanjut hingga hari ini.

Dalam studi barunya, seorang karyawan Institut Fisika dan Teknologi Moskow, Profesor Leopold Lobkovsky, mengajukan hipotesis baru untuk menjelaskan fenomena pemanasan yang diamati di Kutub Utara. Ilmuwan menunjukkan bahwa perubahan suhu yang tiba-tiba yang tidak dapat dijelaskan dapat disebabkan oleh faktor geodinamika. Secara khusus, ia menunjuk pada serangkaian gempa bumi kuat di busur Aleutian, yang merupakan daerah aktif seismik terdekat dengan Arktik.

Untuk menguji hipotesisnya, peneliti harus menjawab tiga pertanyaan. Pertama, apakah tanggal gempa bumi besar bertepatan dengan periode kenaikan suhu? Kedua, mekanisme apa yang memungkinkan gangguan litosfer menyebar lebih dari 2000 kilometer dari Kepulauan Aleutian ke paparan Arktik? Ketiga, bagaimana gangguan ini meningkatkan emisi metana?

Jawaban atas pertanyaan pertama diperoleh dari analisis data historis. Ternyata dua rangkaian gempa bumi besar pada abad ke-20 benar-benar teramati di Busur Aleutian pada abad ke-20. Sekitar 15-20 tahun setelah masing-masing dari mereka, kenaikan suhu tercatat di wilayah tersebut. Untuk menjawab pertanyaan kedua, para ilmuwan telah menciptakan model dinamika eksitasi litosfer.

Model yang digunakan oleh penulis menggambarkan propagasi dari apa yang disebut gelombang tektonik dan memprediksi bahwa mereka akan bergerak dengan kecepatan sekitar 100 kilometer per tahun. Temuan ini konsisten dengan penundaan antara masing-masing rangkaian gempa besar dan kenaikan suhu berikutnya, karena gangguan membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun untuk menempuh jarak lebih dari 2.000 kilometer.

Untuk menjawab pertanyaan ketiga, peneliti mengajukan penjelasan sebagai berikut: gelombang deformasi yang memasuki zona paparan menyebabkan tekanan tambahan yang tidak signifikan di litosfer, cukup untuk menghancurkan hidrat gas metastabil dan permafrost yang menyimpan metana yang ditangkap. Hal ini menyebabkan pelepasan metana ke air rak dan atmosfer, yang menyebabkan pemanasan iklim di wilayah tersebut karena efek rumah kaca.

Direkomendasikan: